Wirotani berasal dari gabungan kata Wira yang bermakna prajurit atau berani atau kendel (brave heart) dan Tani yang bermakna melaksanakan kegiatan bertani, nindakke pakaryan tani (ordinary people). Wirotani adalah bergada / pasukan / prajurit yang memiliki karakter pemberani (last man standing) dan mencintai nilai kehidupan petani (wong cilik/proletar).
Simbol/panji Wirotani berupa Cakra (Manggilingan) yang merefleksikan tekad kuat untuk menjalani kehidupan dengan mengedepankan semangat kebaikan dan kebersamaan demi meraih keutamaan. Warna merah pada panji menegaskan berani, pantang menyerah, dan selalu memiliki semangat berkobar untuk memberi inspirasi bagi orang lain. Warna emas melambangkan kemuliaan (jatining diri).
Prajurit Wirotani terdiri dari seorang manggalayuda, prajurit pembawa panji, prajurit musik, prajurit tombak dan prajurit bedhil. Seragam yang
dikenakan prajurit Wirotani berupa topi berbentuk mete dengan warna hitam,
blangkon hitam,
beskaphitam, baju dalam putih, sayak hijau, lonthong berwarna merah
dan kamus hitam. Untuk celana kombinasi merah pada bagian atas dan bagian bawah berwarna putih, bengkap (decker) hitam, kaos kaki putih serta sepatu fantopel hitam.
Persenjataan
yang dipakai oleh kesatuan prajurit Wirotani
berupa tombak, bedhil dan keris. Alatmusik yang dipakai antara lain berupa tambur, suling, bendhe, kendang dan kecer. Gendhing mars dari
prajurit Wirotani yaitu Ondal-andil
untuk lampah rikat dan Kenobo untuk lampah macak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar