Rabu, 22 November 2017
Senin, 20 November 2017
Hebat, DIY Juara Umum Karnaval Keprajuritan Nusantara
Tim Daerah Istimewa
Jogjakarta dinobatkan sebagai juara umum Karnaval Keprajuritan Nusantara 2017.
Dalam event yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta kemarin
(19/11), tim Jogjakarta mendominasi sebagian besar kategori lomba.
Membawakan tema Perang Diponegoro, tim Jogjakarta mendapat nilai
tertinggi di dua kategori. Yakni, atraksi dan arak-arakan. Jogjakarta juga
berhasil menempati urutan kedua di bawah Bali dalam kategori lima tim unggulan.
Jogjakarta mengungguli Jawa Tengah, Jambi, dan Banten.
Kepala Dinas Kebudayaan DIJ Umar Priyono hadir langsung untuk
memimpin tim Jogjakarta. “Jogjakarta itu ada begitu banyak prajurit. Prajurit
tidak hanya di Kraton Jogja. Prajurit juga ada di kampung-kampung,” jelasnya.
Hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Aji Wulantara, Camat
Gamping Abu Bakar, dan Kepala Desa Ambarketawang Sumaryanto.
sumber radar jogja
Usung Perang Diponegoro, DIY Juara Umum Karnaval Keprajuritan Nusantara 2017
Penampilan kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat apresiasi tertinggi oleh juri Karnaval Keprajuritan Nusantara 2017 yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Minggu (19/11). DIY tampil sebagai juara umum dengan menampilkan tema Perang Diponegoro.
DIY memenangi kategori atraksi. Selain itu, tim yang terdiri hampir seratus orang ini mendapat nilai tertinggi dalam kategori arak-arakan.
Prestasi lainnya adalah merebut peringkat kedua dalam kategori lima tim unggulan. Posisi teratas ditempati Bali. Kontingen Jawa Tengah, Jambi, dan Banten masing-masing menduduki urutan ketiga hingga kelima di kategori ini.
Kontingen DIY dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY. Selain itu, tampak mendampingi Kepala Dinas Kebudayaan Sleman HY Aji Wulantara, Camat Gamping Abu Bakar, dan Kepala Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman Sumaryanto.
Aji Wulantara menyatakan, kegiatan-kegiatan kebudayaan di Sleman selalu menyentuh dan melibatkan masyarakat. Tak terkecuali kegiatan keprajuritan.
“Kita tentu senang menjadi juara umum pada event ini,” jelasnya.
Sedangkan Sumaryanto menambahkan, bergada atau prajurit bernuansa tradisional di desa yang dipimpinnya sangat banyak. Salah satunya adalah Bergada Wirotani dari Gamping Lor yang turut berpartisipasi dalam kontingen DIY ini.
“Bergada itu konsepnya jagawarga. Dulu yang siskamling, menjaga keamanan masyarakat di dusun-dusun ya bergada. Jadi, kiprah bergada sudah ada sejak dulu,” jelasnya. (oni)
sumber: jurnal jogja
Langganan:
Postingan (Atom)